YOGYAKARTA – Sosial Media dinilai sebagai musuh bersama bagi bisnis media. Sementara itu di era digital saat ini bisnis media cetak semakin berat, diperparah dengan meluasnya pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).
Hal ini diutarakan Redaktur Jawa Pos, Dite Suhendra dalam Bincang Daring #1 bertajuk Morfosa Media yang digelar Prodi Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY), Sabtu (04/07/2020). “Saya rasa Youtube saat ini menjadi musuh bersama media. Orang mencari apapun sekarang larinya ke Youtube, bahkan jarang melihat televisi,” ungkap alumni Komunikasi UPNVY ini.
Dite mengungkapkan profil pembaca koran saat ini telah berubah, mereka memiliki kecenderungan untuk memilih versi digital. Karena itu diakuinya jika oplah koran terus mengalami penurunan. “ Saat ini bukan masalah sudah berapa eksemplar terjual tetapi lebih pada seberapa luas tingkat keterbacaannya. Satu koran misalnya bisa dibaca lebih dari dua orang. Semakin banyak semakin bagus,” terang Dite.
Untuk meningkatkan tingkat keterbacaan, Jawa Pos telah berinovasi membuat highlite teaser yang diunggah di media sosial sebelum koran naik cetak. Orang yang membaca dan tertarik diharapkan akan membeli korannya setelah cetak. Inovasi lain yang dilakukan adalah melengkapi versi cetak dengan barcode agar tingkat keterbacaan juga meningkat. “Digitalisasi perlu dilakukan, jangan lagi setengah-setengah,” imbuhnya.
Terkait dengan pengaruh Covid-19 terhadap bisnis media, Dite mengatakan secara umum semua media terdampak sehingga berimbas pula pada kesejahteraan wartawan. Di sisi lain, lanjut dia, perubahan pola peliputan pada masa pandemi juga menguntungkan wartawan. Khusus di Jawa Pos, wartawan tidak lagi wajib ke kantor sehingga berdampak pada efisiensi ruang yang bisa dimanfaatkan divisi lain.
Sementara itu, sesuai konsep yang dibuat diskusi daring ini berlangsung santai. Pesertanya adalah para dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UPNVY dan alumni. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UPNVY, Agung Prabowo dalam sambutanya di awal diskusi mengatakan kegiatan Bincang Daring #1 dirancang secara cepat merespons adanya pergolakan bisnis media, khususnya cetak. Melalui diskusi ini diharapkan Jurusan Ilmu Komunikasi UPNVY, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi bisa memperoleh gambaran nyata tentang apa yang tengah terjadi dengan bisnis media sekarang ini sebagai bahan masukan untuk merancang bahan pembelajaran di kelas.