YOGYAKARTA – Kuliah Umum dalam rangka menyambut mahasiswa baru angkatan 2020 menghadirkan pembicara dari luar kampus, yaitu Widodo Muktiyo yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta Annisa R. Beta, seorang akademisi dari Universitas Melbourne. Kegiatan tersebut diadakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Sabtu (14/11/2020).
Materi pertama disampaikan oleh Widodo Muktiyo tentang Transformasi Digital berupa Peluang dan Tantangan Menuju Indonesia Maju. Setelah itu, Annisa R. Beta menyambung dengan memaparkan materi bertema Media Baru dengan topik Tantangan dan Peluang bagi Warga Negara Digital Indonesia.
Widodo Muktiyo memaparkan lima langkah percepatan transformasi digital berdasarkan arahan presiden pada 3 Agustus 2020. Yang pertama adalah melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dengan penyediaan layanan internet di 12.500 desa atau kelurahan, serta di titik-titik layanan publik. Hal ini bertujuan untuk mengeliminasi kesenjangan akses digital dan memastikan bahwa layanan internet mencakup wilayah pedesaan dan berbagai titik penting dalam pelayanan publik.
“Yang kedua adalah mempersiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran,” ungkapnya. Rencana ini diharapkan dapat mengarahkan upaya transformasi digital secara terkoordinasi, memastikan efisiensi, dan meningkatkan kualitas layanan dalam berbagai sektor kunci.
Selanjutnya adalah Mempercepat integrasi pusat data nasional. Langkah ini mendesak untuk mengoptimalkan penggunaan data nasional, memastikan data terintegrasi dengan baik, dan memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan kebijakan serta pengambilan keputusan yang berbasis fakta.
Langkah keempat ialah menyiapkan regulasi, skema-skema pendanaan, dan pembiayaan transformasi digital secepat mungkin. Kejelasan regulasi akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi dan investasi di sektor digital. Sementara itu, skema pendanaan dan pembiayaan yang terstruktur akan mempercepat implementasi transformasi digital di berbagai sektor.
Yang terakhir adalah menyiapkan kebutuhan SDM talenta digital. Dalam menghadapi era transformasi digital, penyediaan sumber daya manusia yang terampil dan terlatih dalam teknologi digital menjadi krusial. Persiapan kebutuhan SDM talenta digital ini mencakup pendidikan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan yang relevan untuk memastikan adopsi yang sukses dalam transformasi digital.
Sementara itu, Annisa R. Beta menyoroti keberadaan platform-platform, seperti Gojek, Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia sebagai contoh media baru di Indonesia.
Annisa menekankan, “Kewarganegaraan tidak pernah statis.” Ia menjelaskan bahwa konsep kewarganegaraan tidak hanya berkaitan dengan status hukum, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dalam kehidupan negara dan masyarakat. Menurutnya, menjadi warga negara digital berarti lebih dari sekadar memiliki status hukum, melainkan juga melibatkan keterlibatan aktif dalam dunia digital.
Peserta kuliah umum ini antusias mendengarkan kedua pembicara tersebut, dan banyak yang menyatakan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan perkembangan teknologi dan media saat ini. Selain itu, mereka juga berkesempatan untuk berdiskusi langsung dengan pemateri melalui sesi tanya jawab.
Dosen Psikologi Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta, Meike Lusye Karolus, memberikan tanggapannya terhadap kuliah umum ini. “Ini adalah kesempatan langka bagi para mahasiswa. Kapan lagi bisa belajar bareng dosen internasional dan Kominfo langsung,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini penting untuk menambah perspektif baru mengenai dampak transformasi digital di Indonesia dan tantangan media baru dari berbagai pihak.
Penulis: Aradea Ibnu, Irza Triamanda